Total Tayangan Halaman

Kamis, 20 Juni 2013

i n s t a n

INSTAN

Menurut kitab Cambridge Advanced Learner’s Dictionary, instant  (Adj) berarti “happening immediately, without any delay” (sifatnya terjadi secara segera tanpa penundaan),(noun) “a n extremely short period of time; a moment” ( periode waktu yang sangat pendek), instantly (adv) berarti “immediately” (dengan segera).

Semua orang terobsesi sesuatu yang “segera”—Instan.  Lihat saja, ada mie instan, kopi instan, susu instan, bubur instan, jilbab pashmina instan, pesan instan, semua serba segera.  Teknologikah yang menyebabkan semua ini?  Bisa jadi. Tetapi tidak melulu peran teknologi, penggunanyalah yang sehrusnya bertanggung jawab. 
Akhir-akhir ini saya pusing dengan ke “instan”an  ini.  Saya berjualan produk tas yang pembuatannya separo mesin sebagian manual.  Saya bergerak di dua dunia.  Maya dan Nyata.  Pembeli dunia nyata cukup bisa  bertoleransi dengan penundaan karena cukup mengerti di beri penjelasan bahwa pembuatannya membutuhkan waktu yang lama karena ada sebagian yang harus dikerjakan manual.   Tetapi ada satu pembeli saya dari dunia maya, kami hanya berhubungan dengan pesan singkat, yang juga berjualan di dunia maya.  Pesanan mengalir banyak, dan saya suka itu.  Tetapi yang saya tidak tahan adalah ketika sebuah produk sedang most wanted dan selalu kehabisan stok, pembeli-pembelinya  yang bergerak murni didunia maya menyuruhnya sesegera mungkin menyediakan barangnya. Selanjutnya dia yang menguber-uber saya supaya barangnya cepat di datangkan.  Saya kuwalahan dengan gerakan ini.  Bukan karena saya menggunakan teknologi yang lebih lambat, tetapi lebih kepada perjalanan produk itu hingga sampai ketangan mereka.  Tidakkah mereka sadar barang yang mereka mau itu bukan buatan mesin 100%, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.  Belum lagi karena sedang trend, separuh lebih warga Indonesia Raya juga menginginkan barang itu.  Habis berapa kata saya menjelaskan itu, tetapi mereka tidak mau tahu, pokoknya  segera! Mati saya! Ini bukan lagi meminta saya untuk cepat-cepat, tetapi meminta saya berbuat instan! Sungguh ter…la….lu!
Dari contoh kecil ini, saya jadi bertanya sebegitu parahkah obsesi “serba segera “ ini menjangkiti umat manusia? Semua serba ingin segala sesuatu segera datang, segera  terlaksana, segera  selesai.  Apa enaknya?  Apa yang dicari? Apa yang didapat?   Manusialah yang berperan nomer satu atas obsesi ini.  Merekalah yang menciptakan piranti-piranti yang pada akhirnya memperbudak mereka.  Bagaimana tidak? Enak-enak tidur, tiba-tiba si BB mengeluarkan bunyi.  Penasaran dengan siapa dan apa yang sedang terjadi, bangunlah si pemilik.  Begitu hebat dan cepatnya proses indoktrinasi  pencipta piranti cepat saji ini, bahwa kita tidak akan tertinggal apapun dari dunia.  Betul tidak ketinggalan apapun, tetapi sadarkah bahwa mereka telah kehilangan dunia mereka sendiri.  Semua harus di komen cepat-cepat, tanpa berpikir malah , kalau tidak pasti kedahuluan yang lain. 
Saya menikmati kecepatan tetapi bukan penggemar sesuatu yang instan.  Contoh kecil, saya lebih suka kopi tubruk daripada kopi instan yang kadang membuat saya mules.  Saya menikmati proses.  Inilah yang telah hilang semenjak adanya piranti –piranti yang menyediakan hal-hal instan.  Bukankah dengan adanya hal-hal instan, pengetahuan dan pengalaman akan menjadi sangat minim? Tahunya  hanya permukaan saja.  Misalnya, ketika ada berita si Anu dijebloskan ke penjara karena berbuat Anu dengan si Itu.  Jejaring social dengan jumlah kata yang minim biasanya hanya menampilkan judulnya saja.  Adalah kadang malas orang-orang membuka situsnya untuk tahu secara gamblang, jadilah membaca si judul saja. Dan tahunya itu saja.  Mana tahu dimana si Anu berbuat dengan si Itu, dan berapa kali, kenapa si Itu setuju dengan si Anu.   Belum lagi kalau si Anu menghina kelompok si Itu, karena tahunya hanya permukaan maka terjadilah bakar-bakaran, bunuh-bunuhan, dan tembak-tembakan.  Sampai masalah emosipun bisa tersulut secara instan!  Opo ora hebat?!
Kesimpulannya ,instan itu segera, cepat.  Sebaliknya, kecepatan itu tidak instan karena  kecepatan diawali oleh sebuah  proses yang dinamakan akselerasi.  Akselerasi adalah proses dari lambat menjadi lebih cepat.  Jadi sesegera apapun keinginan untuk menjangkau sesuatu, ingatlah ada tahap-tahap yang harus dilewati sehingga segala sesuatunya menjadi sempurna.  J